BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kerja
merupakan hakikat kehidupan manusia. Selama manusia hidup, dia harus
selalu bekerja. Dapat dikatakan bekerja merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bagian yang paling dasar,
bekerja juga dapat memberikan status tertentu
bagi seseorang di masyarakat yang ada di lingkungannya. Di samping itu
bisa mengikat individu lain baik yang bekerja atau tidak sehingga kerja
akan memberikan isi dan makna bagi kehidupan manusia yang bersangkutan
terutama apabila diberikan penilaian yang layak terhadap peningkatan
produktivitas kerjanya.
Saat ini, seperti diungkapkan oleh Slamet
Susanto dan juga Gary Dessler, tenaga kerja adalah yang memberikan daya
saing untuk organisasi kelas dunia. Keunggulan organisasi bergantung
pada para pegawainya. Itu berarti terdapat peningkatan atas peran SDM
pada saat sekarang dibanding dengan peran SDM di masa lalu sekitar tahun
1990-an. Di mana pada masa lalu SDM hanya diperlakukan dari fungsinya
sebagai ”mesin” yang membantu organisasi dalam mencapai tujuannya.
Dikarenakan
SDM adalah segalanya dalam sebuah organisasi, maka hal itu memberikan
konsekuensi pada keharusan untuk memenuhi kepuasan kerja dan
kebutuhan-kebutuhan hidup dari pegawai. Terlebih lagi, jika organisasi
tersebut berbentuk sekolah, maka pemenuhan kepuasan kerja guru dan staf
sekolah merupakan hal yang urgen. Karena kualitas dan kemajuan sebuah
sekolah sangat ditentukan oleh kualitas guru dan para staf yang membantu
lancarnya kegiatan belajar mengajar.
Seperti diungkapkan oleh
Nitisemito, bahwa untuk dapat meningkatkan kinerja dari SDM, pimpinan
perlu menumbuhkan semangat dan kegairahan kerja para pegawainya. Karena
itulah semangat dan kegairahan kerja pada hakikatnya adalah merupakan
perwujudan dari produktivitas yang tinggi. Bahkan ada yang
mengidentikkan secara bebas bahwa kinerja SDM yang tinggi adalah hasil
tambah semangat dan kegairahan kerja. Semangat kerja itu sendiri adalah
melaksanakan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian
pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan
kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh
kegairahan kerja, tetapi kegairahan kerja mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap semangat kerja.
Atas dasar pengertian tersebut,
semangat kerja adalah efektifitas yang mengarah pada pencapaian
produktivitas atau kinerja (performance appraisal) yang maksimal yaitu
pencapaian target berkenaan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.
Terdapat
banyak faktor dalam meningkatkan kinerja SDM, yang salah satunya adalah
dengan pemberian kompensasi dan insentif. Seperti dikatakan oleh Basu
Swastha, bahwa kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara
teratur dan dalam jumlah tertentu oleh organisasi kepada para pegawai
atas kontribusi tenaganya yang telah diberikan untuk mencapai tujuan
organisasi. Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji.
Sebenarnya
pengertian antara upah dan gaji adalah sinonim, hanya saja upah lebih
banyak dipakai untuk para pekerja (buruh), sedangkan gaji biasanya
diberikan kepada para pegawai tetap dalam jumlah pasti pada setiap
bulannya. Upah juga lebih bersifat dipengaruhi oleh volume output yang
dihasilkan oleh setiap individu, sedangkan gaji bersifat tetap,
sedangkan jika terdapat jasa yang lebih dari pegawai terhadap organisasi
diberikan imbalan dalam bentuk lain, yaitu apa yang disebut dengan
insentif.
Basu Swashta juga mengatakan, bahwa pemberian insentif
terhadap pegawai adalah sebagai pendorong yang dapat memotivasi pegawai
untuk lebih bekerja secara efektif. Insentif terkait erat dengan kinerja
pegawai (dalam hal ini, pada organisasi sekolah adalah guru dan staf).
Terdapat timbal balik dua arah antara pemberian insentif dengan kinerja.
Insentif diberikan karena adanya kinerja yang baik dan diberikan untuk
lebih meningkatkan kinerja lagi di masa mendatang.
Berdasarkan asumsi
dari teori di atas mengenai pentingnya pemberian insentif untuk
meningkatkan kinerja SDM pada sebuah organisasi, khususnya sekolah, maka
dalam penelitian ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hal tersebut, untuk dapat membuktikan secara nyata
melalui data-data yang akurat, mengenai: ”PERANAN INSENTIF DALAM USAHA
PENINGKATAN KINERJA GURU DAN STAF TU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11
KOTA CIREBON”.
1.2 Perumusan Masalah
Penulis dapat merumuskan masalah pokok yang akan menjadi bahasan utama dalam penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana sistem pemberian insentif yang berikan oleh Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) 11 Kota Cirebon terhadap guru dan staf TU?
2. Bagaimana kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon?
3.
Apakah pemberian insentif memiliki peranan yang signifikan terhadap
peningkatan kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah pokok yang telah dirumuskan pada perumusan masalah di atas, yaitu:
1.
Untuk mengetahui sistem pemberian insentif yang berikan oleh Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Kota Cirebon terhadap guru dan staf
TU.
2. Untuk mengetahui kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon.
3. Untuk mengetahui peranan pemberian insentif terhadap peningkatan kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
1)
Mendapatkan data dan fakta yang valid mengenai peranan pemberian
insentif dalam usaha peningkatan kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11
Kota Cirebon.
2) Memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah ilmu
pengetahuan, terutama bagi kemajuan ilmu administrasi, khususnya
sebagai sumbangan pemikiran bagi mata kuliah yang penulis dapat selama
perkuliahan.
b. Kegunaan praktis
1) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan STIAKIN, Kota Cirebon.
2)
Merupakan sumber referensi bagi jurusan ilmu administrasi, yang akan
meneliti lebih lanjut mengenai peranan pemberian insentif dalam usaha
peningkatan kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon.
3)
Memberikan masukan bagi pihak pengurus SMPN 11 Kota Cirebon mengenai
urgensi pemberian insentif kaitannya dengan peningkatan kinerja guru dan
staf TU.
1.4 Hipotesa
Hipotesa pada dasarnya merupakan suatu
proposisi atau anggapan sementara yang mungkin benar, dan sering
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun
untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis nol (H0): Diduga insentif tidak memiliki peranan terhadap peningkatan
Kinerja Guru dan Staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon.”
Hipotesis alternatif (H1): Diduga insentif memiliki peranan terhadap peningkatan
Kinerja Guru dan Staf TU pada SMPN 11 Kota Cirebon.”
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kantor SMPN 11 Kota Cirebon selama 3 bulan, terhitung dari bulan Januari sampai dengan Maret 2007.
1.5.2 Metode dan Ruang Lingkup Penelitian
Metode dalam penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan)nya dibagi menjadi tiga jenis:
1)
Metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bersifat untuk
mengetahui dan menjelaskan nilai variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel yang lain;
2) Metode komparatif, adalah suatu metode yang
bersifat membandingkan dari suatu variabel untuk sampel yang lebih dari
satu atau dalam waktu yang berbeda; dan
3) Metode penelitian
asosiatif/hubungan, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/peristiwa.
Dikarenakan
penelitian ini berusaha untuk mengetahui peranan pemberian insentif
dalam usaha peningkatan kinerja guru dan staf TU pada SMPN 11 Kota
Cirebon, maka metode yang digunakan adalah mengacu pada metode asosiatif
seperti telah dijelaskan pengertiannya di atas.
Sedangkan ruang lingkup penelitian akan membahas 2 variabel penelitian, yaitu:
1. Insentif
2. Kinerja pegawai
1.5.3 Jenis Data dan Variabel Penelitian
Jenis
data dalam penelitian ini bersifat primer dan expost facto, yaitu
mengeksplorasi data-data yang telah tersedia, yaitu data tentang
pemberian insentif serta data tentang kinerja Guru dan Staf TU.
Sedangkan
variabel penelitian, memiliki 2 (dua) variable, yaitu satu Variabel
Bebas (X), yakni Insentif, dan satu Variabel Terikat (Y) yakni Kinerja
Guru dan Staf TU. Sedangkan Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain korelasional, yaitu desain yang akan mengungkap hubungan
korelatif satu variabel atau lebih. Penerapannya dalam penelitian ini
adalah akan mengkorelasikan, satu variabel bebas (X) dan satu variabel
terikat (Y). Adapun desain korelasinya adalah sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar