BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan
salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas
tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan
anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan
mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Angka
kematian ibu dan angka kematian bayi d Indonesia tertinggi di Asia
Tenggara. Karenanya, hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen
Kesehatan pada periode 2005-2009. prioritas ini adalah pelayanan
kesehatan untuk masyarakat miskin; penanggulangan penyakit menular, gizi
buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana; serta peningkatan pelayanan
kesehatan didaerah terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan serta
pulau-pulau terluar (Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003).
Pada
tahun 2000 Indonesia menempati urutan kelima di dunia dalam hal jumlah
penduduk (Mochtar, 1998). Pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia
diperkirakan sebesar 211.000.598 jiwa dengan tingkat kepadatan 113 jiwa
per km2 dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,59% (jumlah penduduk
tahun 2002 dilaporkan sebesar 211.000.598 jiwa) (Depkes RI, 2003)
Dalam
pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus
di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan
penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan
penggunaan ASI telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990
yang betemakan "Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas
manusia Indonsia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI
sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.
Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui
secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping
ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun.
(GNPP-ASI oleh Bapak Presiden tanggal 22 Desember 1990)
Hasil
penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit
Sedangkan dari hasil perhitungan data susenas tahun 2004 persentase bayi
yang mendapat ASI ekslusif usia 0-6 bulan di Provinsi Lampung sebesar
74,4% (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2005)
Salah satu kebijakan
dalam menanggulangi masalah kependudukan di Indonesia adalah dengan
memberikan pengetahuandan pengetahuan tentang kependudukan dan Keluarga
Berencana (KB) secara bertahap agar sikap penerimaan keluarga beras akan
dapat diubah lalu dihayati menjadi sikap keluarga kecil menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) (Mochtar, 1998).
Dari
uraian di atas dapat dilihat bahwa manfaat KB bagi keluarga sangat besar
terutama bagi ibu. Selain itu, KB dan kontrasepsi juga menjamin bahwa
bayi akan mendapat nutrisi yang cukup untuk waktu tertentu dengan cara
mencegah kehamilan yang terlampau dini setelah melahirkan. Hal ini
sangat penting karena ASI merupakan sumber nutrisi dan imunisasi yang
paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh berkembang dan laktasi juga
dapat menunda ferilitas post partum (Hartanto, 2003)
Berdasarkan
data Puskesmas di Kelurahan Hadimulyo Timur, jumlah ibu menyusui bayi
usia 0-6 bulan sebanyak 30 orang. Dari hasil prasurvey di posyandu
Melati IV dengan 8 orang ibu diketahui 6 orang akseptor KB IUD, sebanyak
7 orang mengatakan tidak tahu alasan mengapa menggunakan alat
kontrasepsi tersebut selama laktasi dan tidak tahu pengaruh alat
kontrasepsi yang digunakan terhadap ASI.
Ketrbatasan Pengetahuanibu
tersebut merupakan suatu masalah dalam memilih alat kontrasepsi,
sehingga penulis ingin mengetahui ”Bagaimana Pengetahuan Ibu Menyusui
tentang Alat Kontrasepsi di Kelurahan Hadimulyo Timur.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah bagaimana PengetahuanIbu Menyusui tentang Alat
Kontrasepsi di Kelurahan Hadimulyo Timur Kecamatan Metro Pusat?”.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam Penelitian ini, penlis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar