BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman holtikultura
terutama sayur mempunyai peranan penting dalam peningkatan gizi
masyarakat. Adanya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang
cenderung meningkat menyebabkan bertambahnya permintaan sayur-sayuran
dan juga jenis sayur yang semakin berpariasi (Ashari, 1995).
Sebagai
contoh adalah cabai merupakan salah satu jenis komoditi holtikultura
yang penting dan digemari oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disebabkan karena cabai selain menjadi komponen penting berbagai
bentuk masakan, juga terkandung gizi cukup tinggi. Dalam 100 gr buah
cabai segar terkandung 31,0 Kal kalori, 1,0 gr, protein, 0,3 gr lemak,
7,3 karbohidrat, 29,6 mg kalsium, 24,0 mg fosfor, 0,5 mg zat besi, 470,0
SI Vit A, 0,1 mg Vit B, 18,0 Vit C, dan 90,9 gr air (Prajanata, 1996).
Pada
dasarnya di Indonesia diusahakan 2 spesies cabai yaitu cabai besar
dengan buah-buah yang menggantung, dan cabai kecil. Masing-masing
mempunyai banyak jenis , paprika juga merupakan spesies cabai (Haryono,
1989).
Tanaman cabai merupakan salah satu jenis sayuran yang
mempunyai potensi unntuk dikembangkan karena cukup penting peranannya
baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun untuk di Ekspor. Cabai
digunakan untuk bumbu masak sehari-hari, Industri makanan dan
obat-obatan (Jurnal holtikultura, 1995).
Daya tarik pengembangan
cabai bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang tinggi. Komoditas
cabai sangat besar peranannya dalam menunjang usaha pemerintah untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas kesempatan
kerja, menunjang pengembangan agribisnis dan melestarikan sumber daya
alam (Prajnanta, 1996).
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu
wilayah pengembangan tanaman cabai. Usahatani cabai di propinsi Nusa
Tenggara Barat di laksanakan pada tiap-tiap kabupaten. Hal ini tidak
lain karena kegemaran masyarakat yang cukup majemuk, dalam mengkonsumsi
makanan khasnya dengan bumbu yang relatif lebih pedas.
Kabupaten
yang menjadi sentra produksi tanaman cabai di Nusa Tenggara Barat adalah
kabupaten Lombok Barat. Kabupaten Lombok Barat merupakan kabupaten
kedua penghasil cabai terbesar di Nusa Tenggara Barat setelah Lombok
Timur. Lombok Barat mempunyai potensi sebagai penghasil cabai, hal ini
dapat dilihat dari jumlah areal dan produksinya pada tabel berikut:
Tabel 1. Luas Panen dan Produksi Cabai di Kabupaten/Kota Tahun 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar