ABSTRAK
Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan
paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas,
dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pijat perineum ini akan membantu
melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka
tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi.
Menurut Danuatmaja bahwa pemijatan perineum ini mengurangi robekan
perineum, mengurangi episiotomi dan mengurangi penggunaan alat bantu
persalinan lainnya. Penelitian di Rumah Sakit Benin Teaching, Kota
Benin, Nigeria, mengemukakan bahwa prevalensi ruptur perineum kurang
lebih 46.6%, terlebih pada ibu primigravida 90% mengalami ruptur
perineum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas
pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Penelitian ini menggunakan
quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 orang
pada kelompok intervensi dan 26 orang pada kelompok kontrol..
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan porposive sampling.
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik
Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan. Analisis data digunakan uji chi
square. Dari hasil uji chi square disimpulkan ada perbedaan proporsi
atau hubungan pemijatan perineum yang signifikan terhadap rutur perineum
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.005).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR=6.72, yang artinya
ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum mempunyai
peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu
hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum. Dari hasil penelitian
ini diketahui pemijatan perineum sangat efektif terhadap kejadian
ruptur perineum. Penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa
pemijatan adalah salah satu intervensi nonfarmakologik untuk mencegah
terjadinya ruptur perineum di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik
di rumah sakit, klinik, puskesmas maupun di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar