BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan bangkitnya perekonomian indonesia sejak dilanda krisis ekonomi
tahun 1998, kini banyak unit-unit usaha masyarakat yang berkembang.
Seharusnya hal semacam ini di dukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas dan didukung dengan sumber modal yang cukup agar dapat
mengembangkan dan mempertahankaan usahanya. Dengan semakin banyak sektor
ekonomi mikro di masyarakat menengah kebawah menunjukan bahwa dunia
usaha di indonesia sudah mulai mengalami kemajuan. Sektor ekonomi mikro
inilah yang nantinya akan menjadi tulang pumgung bagi sektor ekonomi
makro.
Perusahaan akan berkembang apabila didukung dengan sistem
akuntansi yang cocok dan tepat. Karena sistem akuntansi direncanakan
untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam
perusahaan, terutama informasi keuangan. Selain itu akuntansi menjadi
salah satu faktor utama dan pemegang peranan penting dalam menunjang
kegiatan dunia usaha. Dalam perkembangan dunia bisnis, masalah system
akuntansi akan tercemin dalam bentuk pemisahan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab managerial.
Salah satu indikasi berkembangnya
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha supermarket (retail bisnis)
adalah meningkatnya pembelian yang dilakukan, karena pembelian merupakan
kunci keberhasilan usaha ini. Di dalam pembelian bukan hanya sekedar
barang tersedia,tetapi harus dapat mencukupi kebutuhan masyarakat,
barang harus berkualitas, dan juga harga yang murah, karena saat ini
banyak sekali persaingan-persaingan yang harus kita hadapi. Sistem
pembelian melibatkan bagian gudang, bagian pembelian, bagian panerimaan,
bagian akuntansi, dan bagian yang terkait baik langsung maupun tidak
langsung. Sistem pembelian harus benar-benar ada pemisahan yang jelas
dan tegas terhadap fungsi-fungsi yang terkait. Pembelian ada berbagai
macam pengalokasianya diantaranya pembelian putus, pembelian tunai, dan
pembelian titip jual. Sistem pengendalian internal dalam pembelian
atau penggadaan barang dilakukan oleh bagian pembelian, dengan estimasi
sesuai kebutuhan dan perputaran barang dari pemesanan hingga barang
datang lagi .
Pembelian ada berbagai macam pengalokasianya diantaranya:
Pembelian putus : pembelian sesuai jatuh tempo dengan
perjanjian.Barang yang tidak habis tetap di bayar sesuai pesanan,barang
yang tidak terjual biasanya di obral.
Pembelian tunai : pembelian
ada barang ada uang, kalau barang sudah diterima maka pembayaran harus
dilakukan. Biasanya pembelian ini hanya untuk pembelian dibawah Rp
300.000 ,00.
Pembelian titip jual: barang yang dibayar hanya barang
yang laku saja ,barang yang tidak laku bisa di retur atau dibukakan
nota sesuai kesepakatan pembelian .
Pengendalian intern merupakan
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain yang dirancang untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan tersebut adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar