BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
1. Pesan-Pesan Dakwah
Pesan-pesan
dakwah adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat dan bersumber dari
al-Qur’an dan as-Sunnah atau sumber lain yang merupakan interpretasi
dari kedua sumber tersebut yang berupa ajaran Islam.
Dalam konteks penelitian ini pesan-pesan dakwah yang dimaksud adalah pernyataan-pernyataan
yang terdapat dalam novel “Kasidah Lereng Bukit” karya Achmad Munif
mengandung ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang
bertema keimanan, hukum Islam dan akhlak yang bertujuan amar ma’ruf
nahi munkar
2. Novel Kasidah Lereng Bukit
Novel adalah salah satu
bentuk karya sastra, lebih luas dari cerpen atau cerita pendek lebih
sempit dari roman. Karangan ini menceritakan peristiwa tertentu dalam
kehidupan manusia, suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan
orang-orang. Keluarbiasaannya terletak pada konflik, pertikaian yang
meninggalkan pergolakan jiwa tokoh-tokohnya, sehingga tidak jarang mampu
mengubah jalan hidup dari tokoh-tokoh dalam novel tersebut.
Novel
“Kasidah Lereng Bukit” karya Achmad Munif berarti yang ada, yang
terdapat atau yang muncul dalam novel yang berjudul "Kasidah Lereng
Bukit" yang ditulis oleh sastrawan Islam yang bernama Achmad Munif.
Penegasan
istilah dimuka dapat merumuskan maksud judul secara keseluruhan yaitu
penelitian terhadap novel "Kasidah Lereng Bukit" karya Achmad Munif yang
di dalamnya tertuang pesan-pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an
dan as-Sunnah yang dibatasi pada tema keimanan dan akhlak yang bertujuan
amar ma’ruf nahi munkar.
B. Latar Belakang Masalah
Islam adalah
agama moral, agama yang mementingkan isi atau kualitas seseorang bukan
penampilan saja serta membentuk jiwa manusia dengan nilai-nilai moral,
bukan kerendahan. Salah satu nilai moral yang di ajarkan Islam ialah
berdakwah dijalan Allah dengan bijaksana serta dengan ajaran yang baik.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125:
أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتى هي أحسن, إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين.
Artinya;
Serulah kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan nasehat baik dan
bertukar pikiran dengan cara yang lebih baik, sesungguhnya tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya, dan dialah yang mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk.
Dakwah merupakan konsep yang
sepenuhnya mengandung pengertian menyeru kepada yang baik, yaitu baik
menurut Islam. Pengertian dakwah sebagaimana dipahami dalam surat
an-Nahl ayat 125 mempunyai makna yang luas dan mendalam, begitu juga
pelbagai definisi yang telah dibaca tentang pengertian-pengertian
dakwah. Jelas bahwa dakwah adalah tugas agama yang luhur dan mulia
karena merupakan suatu upaya dan usaha merubah manusia dari suatu
kondisi yang kurang baik kepada kondisi yang lebih baik.
Kerja
dakwah adalah kerja menggarami kehidupan manusia dengan nilai-nilai iman
dan taqwa untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Kerja ini tidak akan
pernah selesai selama kehidupan dunia masih berlangsung, selama itu umat
berkewajiban menyampaikan pesan-pesan kenabian dalam situasi dan
kondisi yang bagaimanapun coraknya. Isi pesan dakwah pada hakekatnya
merupakan tuntunan abadi manusia sepanjang masa.
Di tengah
pembangunan masa kini yang banyak membawa perkembangan baru dalam bidang
agama, sosial, sains dan teknologi akan membawa pengaruh semakin
berkembangnya sifat-sifat konsumerisme, materialisme beserta
pendangkalan rohani dan moral, dakwah senantiasa dituntut untuk terus
berupaya merubah suatu kondisi negatif ke kondisi yang positif atau
perubahan dari kondisi yang sudah positif menuju kondisi yang lebih
positif lagi, tentu saja dengan penuh hikmah dan mau’idhoh hasanah.
Dalam
konsep Islam, setiap muslim sesungguhnya adalah juru dakwah yang
mengemban tugas untuk menjadi teladan moral ditengah masyarakat. Tugas
dakwah yang demikian berat dan luhur itu mencakup pada dua aspek yaitu
Amar makruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah
kemunkaran). Jika seluruh muslim menyadari hal ini selayaknya krisis
moral yang merebak dikalangan masyarakat sedikit demi sedikit akan
tereliminasi.
Pesan-pesan yang disampaikan da’i kepada sasaran dakwah
(mad’u) dapat disebarkan melalui media. Pada masa permulaan Islam,
Rasulullah dan Sahabatnya menggunakan media oral dan kontak langsung.
Dengan kemajuan sains dan teknologi yang diperoleh pada saat ini,
pesan-pesan dakwah yang disampaikan lewat media radio, televisi, film,
surat kabar, teater, novel bahkan melalui jaringan internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar