ABSTRAK
Aksesibilitas Penyandang Ketunaan dalam Lingkup
Pendidikan di Kota Surakarta (Studi Deskriptif Kualitatif Sekolah
Inklusi di Kota Surakarta). Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2010.
Pendidikan
merupakan satu hal yang mendasar bagi seluruh individu, termasuk
masyarakat berkebutuhan khusus. Hal tersebut didukung oleh Konferensi
Salamanca yang menjadi dasar adanya sekolah inklusi. Di Surakarta
terdapat beberapa sekolah yang menerapkan sistem pendidikan ini,
diantaranya SD Petoran, SMP Negeri 12 Surakarta, dan SMA Negeri 8
Surakarta. Dengan adanya program inklusi ini diharapkan gap atau
kesenjangan kualitas pendidikan antara siswa normal dan siswa
berkebutuhan khusus dapat dijembatani. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana aksesibilitas pendidikan masyarakat difabel pada
tiap jenjang pendidikannya di sekolah inklusi dipandang dari sarana dan
kurikulum yang tersedia, serta mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh pada aksesibilitas pendidikan penyandang ketunaan di kota
Surakarta, terutama di sekolah-sekolah inklusi.
Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode bersifat purposive
sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap tahu dan dapat
dipercaya untuk menjadi sumber data, dilengkapi dengan snowball sampling
yaitu mencari informan baru atas petunjuk informan utama. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara yakni teknik yang
digunakan oleh penulis untuk mendapatkan keterangan lisan melalui
komunikasi langsung dengan responden. Selain itu, penulis juga
menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan telaah dokumen.
Observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang sedang diteliti. Sedangkan telaah dokumen dilakukan
dengan membaca dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik
analisis data yang dilakukakan adalah teknik analisis interaktif yakni
dengan mereduksi data yang telah dikumpulkan untuk kemudian ditarik
kesimpulan.
Melalui penelitian yang dilakukan, didapat hasil
bahwa penyediaan sarana penunjang belajar bagi siswa berkebutuhan khusus
di sekolah inklusi masih belum maksimal dan perlu banyak penyempurnaan
untuk dapat meningkatkan kualitas siswa berkebutuhan khusus. Selain itu,
jumlah Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang terbatas sangat menyulitkan
bagi guru-guru kelas reguler yang harus dapat menyesuaikan metode
pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus. Untuk kedepannya,
penambahan sarana dan prasarana penunjang serta penyediaan kurikulum
yang sesuai sangat diharapkan. Selain itu, perlu adanya perubahan sikap
terhadap siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar