BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan
Kesehatan di Kabupaten Cirebon merupakan program lanjutan dari
program-program sebelumnya yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup,
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pembangunan
Kesehatan dimaksud mengacu kepada Visi Departemen Kesehatan, yaitu
“Masyarakat Mandiri Dalam Hidup Sehat“ yaitu suatu kondisi dimana
masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas
dari gangguan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak
mendukung untuk hidup sehat. Dan Visi Pembangunan Kesehatan di Jawa
Barat yaitu “Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Guna
Mendukung Pencapaian Visi Jawa Barat 2010”.
Visi Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Barat adalah ”Penggerak dan pemberdaya sumber daya
pembangunan kesehatan untuk mewujudkan sumber daya manusia Jawa Barat
yang berkualitas dan produktif guna mendukung pencapaian IPM 80 tahun
2008”.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Cirebon merupakan
manifestasi konkrit dari kehendak dan komitmen dari pengelola program
kesehatan untuk melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan untuk
mewujudkan “Cirebon Kota Sehat pada tahun 2006”. Sesuai dengan rencana
pembangunan visi atau misi pembangunan di Kabupaten Cirebon dalam Bidang
kesehatan, yaitu “Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal”, dan akhirnya akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di Kabupaten Cirebon menjadi 80.
Wujud nyata dari pembangunan
kesehatan di Kabupaten Cirebon adalah dalam bentuk program Keluarga
Berencana (KB). Keluarga Berencana adalah program yang terus digulirkan
dari zaman Orde Baru hingga kini. Keberhasilan program Keluarga
Berencana umumnya ditandai dengan menurunnya:
1. Angka Kematian Ibu (AKI) (Maternal Mortality Rate / MMR),
2. Angka Kelahiran (AK) (Crude Birth Rate = CBR), dan
3. Angka Kematian Balita (AKB) (Infant Mortality Rate / IMR).
Program
Keluaga Berencana tidak bisa terlepas dari Petugas Lapangan yang
mensosialisasikan dan mengimplementasikan program tersebut di
masyarakat. Petugas Lapangan, dengan demikian, adalah ujung tombak dari
keberhasilan program KB itu sendiri, karena bersentuhan langsung dengan
obyek dari program itu, yaitu masyarakat.
Berkenaan dengan hal
tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lanjut
mengenai “PERANAN PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DALAM PENURUNAN
ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BALITA DAN IBU HAMIL (STUDI KASUS DI KEC.
PALIMANAN KABUPATEN CIREBON)”.
B. Perumusan Masalah
Dari latar
belakang masalah di atas, Program Keluarga Berencana khususnya di
Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ditentukan salah satunya oleh
Petugas Lapangan dalam memberikan pelayanan yang baik.
Penulis dapat merumuskan masalah yang terkait dengan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program keluarga berencana di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
2. Bagaimana tingkat angka kelahiran dan kematian balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
3.
Bagaimana peran petugas lapangan dalam mensukseskan program Keluaga
Berencana, khususnya dalam penurunan angka kelahiran dan kematian Balita
dan ibu hamil Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian tentang Keluarga Berencana dan pelaksanaannya telah banyak
didiskusikan dan diteliti oleh para ahli dan dimensinya pun
berbeda-beda. Penulis dalam penelitian ini hanya melakukan sintesis dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan mengambil
studi kasus yang berbeda yaitu di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Dalam hal ini penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang timbul, antara lain:
1. Respon masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana yang tiap tahun memiliki fluktuasi.
2.
Keterbatasan Sarana dan Prasarana yang dimiliki petugas lapangan KB
sehingga pelaksanaan program KB di masyarakat seringkali terhambat.
3.
Jarak antara desa di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang luas
dan berjauhan sehingga menyulitkan Petugas Lapangan Keluarga Berencana.
Dari
identifikasi masalah tersebut, akan dilakukan penelitian berkaitan
dengan masalah utama yang diteliti, yaitu peranan petugas lapangan
Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita
di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Perlu dilakukan pembatasan
masalah dalam penelitian ini agar masalah yang dibahas tidak menjadi
terlalu luas. Dalam hal ini penulis mencoba membatasi masalah yang ada,
yaitu penulis hanya akan membahas permasalahan Petugas Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) hanya di Kecamatan Palimanan dan data yang dianalisis
dibatasi pada data tahun 2000 sampai dengan 2006..
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program keluarga berencana di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengetahui tingkat angka kelahiran dan kematian balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
3.
Untuk mengetahui peran petugas lapangan dalam mensukseskan program
Keluaga Berencana, khususnya dalam penurunan angka kelahiran dan
kematian Balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
1)
Mendapatkan data dan fakta yang valid mengenai peranan petugas lapangan
Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita
di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2) Memberikan sumbangan
bagi perkembangan khazanah ilmu pengetahuan, terutama bagi kemajuan ilmu
administrasi, khususnya sebagai sumbangan pemikiran bagi mata kuliah
yang penulis dapat di bangku perkuliahan.
b. Kegunaan praktis
1) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan STIAKIN Jakarta.
2)
Merupakan sumber referensi bagi jurusan ilmu administrasi, yang akan
meneliti lebih lanjut mengenai peranan petugas lapangan Keluarga
Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita di
Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
3) Memberikan masukan bagi pihak Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon mengenai urgensitas petugas lapangan KB.
E. Hipotesa
Hipotesa
pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin
benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan
persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis
Negatif (H0) : Petugas Lapangan Keluarga Berencana tidak memiliki
peranan terhadap penurunan angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu
hamil di Kec Palimanan Kabupaten Cirebon.
Hipotesis Positif (H1):
Petugas Lapangan Keluarga Berencana memiliki peranan terhadap penurunan
angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu hamil di Kec Palimanan
Kabupaten Cirebon.
F. Metodologi Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dikarenakan
penelitian ini berusaha untuk mengetahui peranan petugas lapangan
Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita
di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, maka metode yang digunakan
adalah mengacu pada metode asosiatif, yaitu metode penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Metode ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu
gejala/peristiwa.
Sedangkan ruang lingkup penelitian akan membahas 2 variabel penelitian, yaitu:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar