Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

Selasa, 24 April 2012

Petugas PLKB Angka Kematian Bayi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Cirebon merupakan program lanjutan dari program-program sebelumnya yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pembangunan Kesehatan dimaksud mengacu kepada Visi Departemen Kesehatan, yaitu “Masyarakat Mandiri Dalam Hidup Sehat“ yaitu suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Dan Visi Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat yaitu “Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Guna Mendukung Pencapaian Visi Jawa Barat 2010”.
Visi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat adalah ”Penggerak dan pemberdaya sumber daya pembangunan kesehatan untuk mewujudkan sumber daya manusia Jawa Barat yang berkualitas dan produktif guna mendukung pencapaian IPM 80 tahun 2008”.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Cirebon merupakan manifestasi konkrit dari kehendak dan komitmen dari pengelola program kesehatan untuk melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan untuk mewujudkan “Cirebon Kota Sehat pada tahun 2006”. Sesuai dengan rencana pembangunan visi atau misi pembangunan di Kabupaten Cirebon dalam Bidang kesehatan, yaitu “Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal”, dan akhirnya akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Cirebon menjadi 80.
Wujud nyata dari pembangunan kesehatan di Kabupaten Cirebon adalah dalam bentuk program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana adalah program yang terus digulirkan dari zaman Orde Baru hingga kini. Keberhasilan program Keluarga Berencana umumnya ditandai dengan menurunnya:
1. Angka Kematian Ibu (AKI) (Maternal Mortality Rate / MMR),
2. Angka Kelahiran (AK) (Crude Birth Rate = CBR), dan
3. Angka Kematian Balita (AKB) (Infant Mortality Rate / IMR).
Program Keluaga Berencana tidak bisa terlepas dari Petugas Lapangan yang mensosialisasikan dan mengimplementasikan program tersebut di masyarakat. Petugas Lapangan, dengan demikian, adalah ujung tombak dari keberhasilan program KB itu sendiri, karena bersentuhan langsung dengan obyek dari program itu, yaitu masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lanjut mengenai “PERANAN PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DALAM PENURUNAN ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BALITA DAN IBU HAMIL (STUDI KASUS DI KEC. PALIMANAN KABUPATEN CIREBON)”.

B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, Program Keluarga Berencana khususnya di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon ditentukan salah satunya oleh Petugas Lapangan dalam memberikan pelayanan yang baik.
Penulis dapat merumuskan masalah yang terkait dengan masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program keluarga berencana di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
2. Bagaimana tingkat angka kelahiran dan kematian balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
3. Bagaimana peran petugas lapangan dalam mensukseskan program Keluaga Berencana, khususnya dalam penurunan angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu hamil Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian tentang Keluarga Berencana dan pelaksanaannya telah banyak didiskusikan dan diteliti oleh para ahli dan dimensinya pun berbeda-beda. Penulis dalam penelitian ini hanya melakukan sintesis dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan mengambil studi kasus yang berbeda yaitu di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Dalam hal ini penulis dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang timbul, antara lain:
1. Respon masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana yang tiap tahun memiliki fluktuasi.
2. Keterbatasan Sarana dan Prasarana yang dimiliki petugas lapangan KB sehingga pelaksanaan program KB di masyarakat seringkali terhambat.
3. Jarak antara desa di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon yang luas dan berjauhan sehingga menyulitkan Petugas Lapangan Keluarga Berencana.
Dari identifikasi masalah tersebut, akan dilakukan penelitian berkaitan dengan masalah utama yang diteliti, yaitu peranan petugas lapangan Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
Perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini agar masalah yang dibahas tidak menjadi terlalu luas. Dalam hal ini penulis mencoba membatasi masalah yang ada, yaitu penulis hanya akan membahas permasalahan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) hanya di Kecamatan Palimanan dan data yang dianalisis dibatasi pada data tahun 2000 sampai dengan 2006..

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program keluarga berencana di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengetahui tingkat angka kelahiran dan kematian balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
3. Untuk mengetahui peran petugas lapangan dalam mensukseskan program Keluaga Berencana, khususnya dalam penurunan angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu hamil di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.

2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
1) Mendapatkan data dan fakta yang valid mengenai peranan petugas lapangan Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
2) Memberikan sumbangan bagi perkembangan khazanah ilmu pengetahuan, terutama bagi kemajuan ilmu administrasi, khususnya sebagai sumbangan pemikiran bagi mata kuliah yang penulis dapat di bangku perkuliahan.
b. Kegunaan praktis
1) Menambah perbendaharaan referensi di Perpustakaan STIAKIN Jakarta.
2) Merupakan sumber referensi bagi jurusan ilmu administrasi, yang akan meneliti lebih lanjut mengenai peranan petugas lapangan Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon.
3) Memberikan masukan bagi pihak Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon mengenai urgensitas petugas lapangan KB.

E. Hipotesa
Hipotesa pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis Negatif (H0) : Petugas Lapangan Keluarga Berencana tidak memiliki peranan terhadap penurunan angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu hamil di Kec Palimanan Kabupaten Cirebon.
Hipotesis Positif (H1): Petugas Lapangan Keluarga Berencana memiliki peranan terhadap penurunan angka kelahiran dan kematian Balita dan ibu hamil di Kec Palimanan Kabupaten Cirebon.

F. Metodologi Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dikarenakan penelitian ini berusaha untuk mengetahui peranan petugas lapangan Keluarga Berencana dalam penurunan angka kelahiran dan kematian balita di Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, maka metode yang digunakan adalah mengacu pada metode asosiatif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/peristiwa.
Sedangkan ruang lingkup penelitian akan membahas 2 variabel penelitian, yaitu:

File Selengkapnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar