ABSTRAK
EVALUASI RESPON PARTAI POLITIK TERHADAP PEMENUHAN KUOTA
30% KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM PENCALONAN ANGGOTA LEGISLATIF PADA
PEMILU DI SURAKARTA. Program Studi Administrasi Negara. Jurusan Ilmu
Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
respon partai politik di Surakarta memenuhi kuota 30% keterwakilan
perempuan dalam pencalonan anggota legislatif pada pemilu 2009 dan
Mengetahui ada tidaknya kesenjangan gender dalam partai politik dilihat
dalam aspek peran, akses, kontrol dan manfaat.
Penelitian ini
merupakan studi evaluasi, lebih tepatnya menggunakan desain single
program after only. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan
adalah purposive sampling yaitu pada 4 partai politik yang mempunyai
perbedaan dalam bidang karakteristik dan bidang kajian. Selain itu
sampel diambil berdasarkan presentase pemenuhan kuota 30% keterwakilan
perempuan dalam pencalonan anggota legislatif pada Pemilu 2009 di
Surakarta sesuai data prasurvey yang peneliti dapat dari KPUD Kota
Surakarta. Penelitian ini dilakukan di Partai Demokrasi
Indonesia-Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Partai Golkar),
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
interaktif analisis yaitu model analisis dengan tiga komponen analisa
yang utama dalam model ini adalah reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan Melalui hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1)
partai politik memberikan respon positif terhadap pemenuhan kuota 30%
keterwakilan perempuan dalam pencalonan anggota legislatif pada pemilu
2009. Pada dasarnya baik partai yang berideologi nasionalis ataupun
Islam telah melakukan system zipper, sesuai dengan Undang-Undang No. 10
tahun 2008.
2) Masih ada ketidaksetaraan gender dalam partai
politik. Hal ini dapat dilihat dalam analisis kesetaraan gender sebagai
berikut: dalam analisis kesetaraan gender secara umum parpol baik yang
berideologi nasionalis ataupun Islam memberikan kemudahan akses bagi
semua orang untuk terjun ke dunia politik; tidak membatasi kebebasan
berpartisipasi setiap anggotanya; dalam pengambilan keputusan tidak
melihat jenis kelamin yang ada melainkan kemampuan yang dimiliki oleh
individu tersebut; manfaat yang dapat diperoleh dalam politik belum bisa
dirasakan merata oleh laki-laki dan perempuan karena perempuan belum
bisa sepenuhnya ikut berpartisipasi politik seperti halnya laki-laki.
Saran yang dapat penulis berikan antara lain:
1) sebaiknya partai
politik perlu meningkatkan program pelatihan ataupun pendidikan politik
untuk peningkatan kualitas dan kapabilitas calon anggota legislatif baik
laki-laki ataupun perempuan, khususnya untuk para calon legislatif
perempuan agar menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuan yang
dimilikinya;
2) pemerintah khususnya partai politik perlu menambah
sosialisasi pentingnya keterwakilan perempuan dalam politik agar dapat
menyalurkan aspirasi masyarakat sehingga ada keseimbangan kesejahteraan
laki-laki dan perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar